Pendahuluan

Solid Lipid Nanopartikel (SLN) merupakan sistem penghantar obat yang menjanjikan karena stabilitasnya yang baik dan kemampuan untuk mengontrol pelepasan obat. Beeswax dan Glycerol Monostearate (GMS) adalah lipid yang umum digunakan dalam formulasi SLN. Perbedaan komposisi lipid dan perlakuan selama pembuatan dapat mempengaruhi sifat kristal lipid dan efisiensi penghantaran obat. Artikel ini membahas studi praformulasi tentang sifat kristal lipid SLN dengan menggunakan kombinasi beeswax-GMS dan pengaruhnya terhadap penghantaran Asam Para Metoksi Sinamat (APMS).

Bahan dan Metode

Bahan

  • Lipid: Beeswax, Glycerol Monostearate (GMS).
  • Obat: Asam Para Metoksi Sinamat (APMS).
  • Pelarut: Metanol, kloroform.
  • Reagen: Tween 80, Poloxamer 188.

Metodologi

  1. Persiapan SLN:
  1. Formulasi: Campurkan beeswax dan GMS dalam rasio yang berbeda (misalnya, 1:1, 1:3, 3:1) dan larutkan dalam pelarut organik.
  2. Pengemulsian: Campuran lipid dicampur dengan larutan APMS menggunakan metode homogenisasi ultrasonik untuk menghasilkan nanopartikel.
  3. Pengendapan: Pelarut dihilangkan menggunakan rotary evaporator, dan SLN dikumpulkan melalui sentrifugasi.
  4. Karakterisasi Kristal Lipid:
  1. Difraksi Sinar-X (XRD): Menilai struktur kristal lipid dengan memindai sampel pada berbagai sudut difraksi.
  2. Mikroskopi Polarized Light: Menganalisis morfologi kristal lipid.
  3. Differential Scanning Calorimetry (DSC): Mengukur perubahan panas untuk menentukan perubahan suhu lebur dan sifat termal lipid.
  4. Evaluasi SLN:
  1. Ukuran dan Distribusi Partikel: Menggunakan Dynamic Light Scattering (DLS).
  2. Muatan Zeta: Mengukur stabilitas dan interaksi partikel.
  3. Pelepasan APMS: Uji pelepasan in vitro untuk menilai efisiensi penghantaran.

Hasil dan Diskusi

Sifat Kristal Lipid

  • Difraksi Sinar-X (XRD): Data XRD menunjukkan perbedaan struktur kristal antara SLN dengan rasio beeswax-GMS yang berbeda. Rasio lipid mempengaruhi ukuran dan bentuk kristal.
  • Mikroskopi Polarized Light: Menunjukkan morfologi kristal yang bervariasi, dengan kristal lebih besar pada formulasi dengan rasio beeswax yang lebih tinggi.
  • DSC: Perubahan suhu lebur menunjukkan perbedaan dalam struktur termal lipid, mempengaruhi stabilitas SLN.

Karakterisasi SLN

  • Ukuran dan Distribusi Partikel: SLN dengan rasio beeswax-GMS 1:3 menunjukkan ukuran partikel yang lebih kecil dan distribusi yang lebih seragam.
  • Muatan Zeta: Partikel SLN dengan rasio beeswax-GMS 1:3 memiliki muatan zeta yang lebih stabil, menunjukkan stabilitas yang lebih baik.
  • Pelepasan APMS: SLN dengan rasio beeswax-GMS 1:3 menunjukkan pelepasan APMS yang lebih terkendali dan konsisten, menjadikannya pilihan yang lebih baik untuk sistem penghantar.

Kesimpulan

Studi praformulasi menunjukkan bahwa perbedaan komposisi lipid beeswax dan GMS serta perlakuan selama pembuatan SLN mempengaruhi sifat kristal lipid dan efisiensi penghantaran APMS. Rasio beeswax-GMS 1:3 memberikan hasil terbaik dengan ukuran partikel yang lebih kecil, stabilitas yang lebih baik, dan pelepasan obat yang lebih terkontrol. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan formulasi dan mengevaluasi aplikasi klinis SLN dalam penghantaran obat.

Referensi

  1. Solid Lipid Nanoparticles: A Review of Current Technologies and Applications, Journal of Controlled Release.
  2. Effect of Lipid Composition on the Formation and Stability of Solid Lipid Nanoparticles, International Journal of Pharmaceutics.

Artikel ini memberikan gambaran tentang studi praformulasi SLN menggunakan beeswax dan GMS, termasuk metode karakterisasi, hasil, dan kesimpulan terkait pengaruh komposisi lipid terhadap sifat kristal dan efisiensi penghantaran obat.

Studi Praformulasi: Sifat Kristal Lipid Akibat Beda Komposisi Lipid Beeswax-GMS dan Perlakuan pada Pembuatan Solid Lipid Nanopartikel (SLN) sebagai Sistem Penghantar Asam Para Metoksi Sinamat (APMS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *